Ternyata ini Dosa-Dosa Suami Terhadap Istri. Share dan Mention Suami Kamu Agar Mereka Pada Tobat


Liputan77.com - Siapa sangka selain dosa istri terhadap suami. Ada pula dosa suami terhadap istri. Yah namanya juga Suami, mereka juga manusia, bisa berbuat salah seringkali kapan saja dan dimana saja. Namun, sesungguhnya kesalahan sikap bisa diperbaiki dan dirubah. Namun, Yang paling terpenting, ketika suami istri menikah adalah , suami tidak boleh melakukan kesalahan syar’i  kepada istri.

Nah sahabat, ini Adalah  beberapa kesalahan suami terhadap istrinya dan ini sangat mendasar. Apa saja Yuk Intips :

1. Suami Tidak Mengajar agama dan hukum syariat kepada Isteri, namun berharap Istri menjadi Wanita sholehah

Suami harus tahu, betapa sukarnya untuk menjadikan seorang isteri yang benar-benar solehah. Malahan, istri menjadi satu ujian besar bagi seorang lelaki untuk mencari dan membentuk pasangan menjadi seorang isteri yang mempunyai sifat yang terpuji dan kriteria pegangan agama yang kuat.

Sangat berbahaya jika ada di antara isteri masih tidak tahu bagaimana untuk menunaikan sholat dengan betul, hukum haid dan nifas, melayani suami dan mendidik anak mengikuti Islam. nah sebenarnya itu adalah tugas suami mengajarkan kepada istri.!

2. Suami Sering Mencari-cari kekurangan dan kesalahan isterinya.

Jika seorang suami terus-menerus mencari kekurangan dan kelemahan istrinya, dikhawatirkan akan menimbulkan perasaan kurang senang pada isterinya. Dan barang siapa mencari aib saudaranya sendiri, Allah juga akan mencari aibnya. Maka, hendaklah seorang suami itu bersabar dan menahan diri dari kekurangan yang ada pada isterinya.

3. Menghukum Istri tidak sesuai kesalahan yang dilakukan.

Sahabat liputan77.com, Hal ini termasuk kezaliman terhadap isteri. Di antara bentuk hukuman yang zalim itu adalah:

– Memukul di tahap awal pemberian hukuman. Padahal Allah SWT telah berfirman,“Wanita-wanita yang kamu khuatirkan nusyuz-nya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka.”( An Nisa’:34)

– Mengusir isteri dari rumah tanpa ada sebab secara syar’i. Allah SWT berfirman yang artinya: “Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) keluar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang .” (Ath Thalaq:1)

– Memukul wajah, mencela dan menghina. Ada seseorang yang datang bertanya kepada Rasulullah, apakah hak isteri ke atas suaminya? Baginda menjawab, “Dia (suami) memberinya makan jika dia makan, memberinya pakaian jika dia berpakaian, tidak memukul wajah, tidak memburuk-burukkan dan tidak memboikot kecuali di dalam rumah.” (Riwayat Ibnu Majah, disahihkan oleh Al Albani)

4. Pelit memberi nafkah, baik nafkah lahir maupun bathin.

Sesungguhnya kewajiban suami adalah memberi nafkah kepada isteri baik lahir maupun bathin, sebagaimana  yang ditetapkan di dalam al-Quran. Isteri berhak mendapat nafkah, kerana dia telah menjadi halal bagi suami, tentunya apabila dia telah menaati suaminya, tinggal di rumahnya, mengatur rumahnya, mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

5. Suami bersikap keras, dan kasar terhadap istrinya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW bersabda: “Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isteri-isterinya.” (Riwayat Tirmidzi, disahihkan al Albani).

Maka hendaknya seorang suami itu berakhlak baik terhadap isterinya, dengan bersikap lembut, dan menjauhi sikap kasar. Di antara bentuk sikap lembut seorang suami itu adalah, bergurau senda, menyuapkannya makan dan memanggilnya dengan panggilan yang mesra.

6. Berpoligami mengikut nafsu, bukan karena niat ibadah.!
Memang syariat tidak melarang, untuk menikah untuk kali kedua, ketiga dan keempat merupakan satu perkara yang disyariatkan. Akan tetapi ramai di kalangan lelaki yang mengamalkan poligami tidak memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap isteri dengan benar. Terutama adalah pada  isteri yang pertama dan anak-anaknya.

Padahal Allah SWT telah berfirman, “Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja.” (An Nisa: 3). Suami boleh menikah lagi tetapi apabila ia tidak mampu untuk berlaku adil, dan tidak bisa  memikul tanggungjawab, lebih baik melupakan niat untuk menikah lagi demi kebahagiaan bersama, dan kebahagiaan anak-anak yang telah mereka miliki
loading...